Adam
Dan Hawa Serta Iblis Keluar Dari Surga
Pada suatu masa Allah memanggil berkumpul semua malaikat untuk
sujud kepada Adam yang mana sujud kepadanya bukanlah sujud menyembah Adam, tapi
sujud itu adalah sujud sebagai penghormatan terhadap Adam sesuai kedudukan Adam
yang akan menjadi khalifah Tuhan di dunia. Kemudian semua malaikat sujud
kecuali iblis sendiri yang tidak mau sujud seperti yang Allah terangkan dalam
surat Al-A’raf ayat 12-17.
Seketika Iblis tidak mau sujud lalu Tuhan menegurnya:
“Apakah yang mencegah engkau bahwa engkau tidak mau sujud ketika aku perintah
engkau?”
Jawab Iblis: “Saya lebih bagus dari dia. Karena tuhan
jadikan saya dari api, sedang Tuhan jadikan dia dari tanah.”
Begitulah jawab Iblis dengan sombong, akan tetapi karena kesombongannya
itu ia berbuat demikian.
Tuhan berfirman: “keluarlah engkau dari Syurga! Tidak
pantas engkau begitu sombong di Syurga ini. Keluarlah engkau, betul-betul
engkau orang yang hina.” [13]
Sebetulnya apa yang dikemukakan Cuma alasan saja. Yang
sesungguhnya ia merasa mengiri, mengapa Adam makhluk yang baru itu yang akan
dijadikan Khalifah. Mengapa dia yang sudah begitu lama umurnya, dan sudah lama
ibadatnya, serta lebih tinggi martabatnya tidak dijadikan khalifah? Nah inilah
persoalannya. Pertama, karena iri hati, kedua, jadi takabur dan membantah
perintah Tuhan.
Tersebut didalam Al-qur’an setelah menjadi suami istri
keduanya dipersilahkan bertempat didalam
Syurga. Meskipun keduanya boleh tinggal dan makan minum dengan sesuka hati,
tetapi ada satu hal yang dilarang bagi keduanya yaitu memakan buah khuldi.
Sebetulnya buah khuldi itu adalah Cuma kata-kata kiasan
saja. Sesungguhnya semua buah tidak ada yang tinggal tetap kekal pada
tangkainya. Pada suatu saat ia musti lepas atau rontok dari tangkainya. Kecuali
buah yang ada pada badan manusia. Itulah kata buah khuldi. Begitu pendapat
ulama didalam tafsir Al-Fairuz Zabadi. Jadi yang dilarang oleh Allah didalam
Syurga bukanlah memakan buah pohon biasa, tetapi dilarang memakan buah yang
kekal.
Cobalah perhatikan
firman Allah didalam surat Al-A’raf ayat 22 : “Maka ketika keduanya
merasakan pohon itu, terbukalah aurat (kemaluan) mereka.”
Dalam pengertian bukan buah itu dimakan, Cuma dirasakan
oleh tubuh. Adam dilarang bersetubuh dengan Hawa, karena disyurga itu bukan tempat untuk melahirkan anak. Tempat
melahirkan adalah didunia.
Sudah jelas Tuhan jadikan manusia lelaki dan perempuan
untuk melahirkan keturunan. Yang
menjadi persoalan bagi Adam, adalah bukan
persetubuhannya, akan tetapi mengapa bujukan Syetan itu yang diturutnya,
padahal sebelumnya Tuhan telah berpesan “walaa taqrobaa hadzihisy-syaijaroh.” Artinya
: jangan kamu berdua coba mendekati pohon ini.” Tetapi bujukan atau ajakan
syetan yang diturutinya, bukan larangan Allah yang diperhatikan. Hanya disini
letak kesalahan.
Dengan mengucur air mata Adam dan istrinya mau tidak mau
harus menerima nasibnya. “tangan mengencang bahu memikul.” Pada malam itulah
Jibril membawa Adam dan Hawa turun ke bumi. Adam diturunkan di bukit Ruhun di Surandib
di bukit atau pulau Sailan, sedangkan Siti Hawa di Jiddah.
No comments:
Post a Comment