Gambar
Burak Hanya Gambar Khayalan Yahudi
Gambar Ilustrasi
Kita sering melihat gambar Burak dengan wajah manusia, rupa muka seorang wanita, berbadan kuda, berkaki empat, bersayap seperti sayap burung, berekor seperti ekor burung merak. Gambar seperti ini tidak asing lagi bagi kita umat Islam Indonesia kadang-kadang gambar seperti ini dipajang di dinding-dinding, dijadikan sebuah Tugu jalan oleh umat Islam. Apakah benar demikian kendaraan yang dipakai Nabi waktu Isra’ dan Mi’raj?
Akan tetapi ulama-ulama kita mencari tahu, apakah benar
demikian rupanya Burak yang Nabi tunggangi? Siapakah yang menciptakan gambar
Burak itu? Maka setelah ulama kita menyelidiki barulah diketahui bahwa gambar
burak yang demikian itu adalah gambar khayalan semata-mata khayalan ciptaan
seorang yahudi.
Dibuatnya begitu rupa dengan maksud-maksud tertentu untuk
maksud merendahkan Nabi Muhammad. Dirupakan mukanya seperti rupa wanita, karena
Nabi Muhammad suka berpoligami pada wanita. Bersayap sebagai burung katanya
Muhammad suka akan kebesaran dan berbadan kuda karena katanya Nabi Muhammad
nafsu keinginan yang luar biasa. Demikian keterangan sebagian ulama kita yang
telah menyelidiki sedalam-dalamnya. Maka jelaslah bahwa bukan semacam itulah
kendaraan yang dipakai Nabi sewaktu mengadakan perjalanan mi’raj.
Burak artinya kilat, karena terbangnya secepat kilat dan
kendaraan ini sudah menjadi kendaraan umum bagi orang-orang penduduk syurga.
Kalau dizaman kita sekarang orang-orang dunia sudah ribut adanya pesawat asing
yang datang dari dunia lain, yang dinamakan oleh kita piring terbang dan sampai
sekarang orang belum dapat memecahkan yang sebenarnya. Mengapa mereka selalu
menghindar diri seolah-olah segala rahasia kemajuan mereka, jangan sampai
diketahui manusia.
Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa penduduk dunia
masih jauh ketinggalan dalam menciptakan suatu kendaraan yang sangat tercepat,
yang sama kecepatannya dapat disamakan dengan kilat, dan dapat menembus segala macam
atmosfir seluruh planet jagat raya dan dapat dipakai antar planet-planet di
cakrawala. Dan yang tetap jadi pertanyaan: apakah piring-piring terbang itu
datangya dari planet yang ketujuh, dari jannatul firdaus? Ataukah datangnya
dari planet-planet lain? Hanya Tuhanlah yang lebih mengetahui.
No comments:
Post a Comment