Thursday, 16 July 2015

Nasihat Malik bin Dinar Menyentuh Hati Pencuri



Nasihat Malik bin Dinar Menyentuh Hati Pencuri
Oleh Amri Amrullah
 
Kisah ini tentang seorang pencuri yang justru malah bertobat usai mencuri dirumah korbannya. Usut punya usut, ternyata pemilik rumah yang menjadi sasaran target oleh pencuri kali ini bukan sosok sembarangan. Si empunya rumah adalah tokoh terkemuka dari generasi tabiin. Ia adalah Malik bin Dinar, murid para sahabat Rasulullah. Pencuri tersebut memanjat tembok sebuah rumah dimalam yang sunyi dan gulita, saat masuk di rumah sang ulama, sipencuri mulai mencari barang-barang berharga. Namun, ia telah melihat seisi rumah, tak ada yang dapat ia ambil sebagai barang berharga. Sipencuri benar-benar kecewa.

Tak mendapat hasil curian, sipencuri justru kepergok sipemilik rumah. Rupanya si ulama tengah beribadah dan mengetahui rumahnya dimasuki maling. Namun dengan santai sang ulama mendekati sipencuri dan berkata, “saudaraku semoga Allah mengampunimu.” Anda memasuki rumah saya dan tak mendapati barang yang layak diambil. Akan tetapi saya tak ingin anda meninggalkan rumah saya tanpa membawa keuntungan,” ujar si ulama tanpa merasa takut ataupun terkejut rumahnya dibobol maling.

Justru si pencuri lah yang merasa terkejut. Ia pun bertanya-tanya, apa maksud si ulama. Malang betul nasibnya, tak mendapat curian, tapi didapati mencuri oleh ulama pula, bisik hati si pencuri. Iapun hanya membisu, menanti apa yang direncanakan sang ulama. Ulama tersebutpun pergi kebelakang rumah dan mengambil sebuah wadah penuh air. Iapun menyodorkannya kepada pencuri. Tentu saja sipencuripun kebingungan. “ambilah air wudhu dan lakukanlah dua rakaat shalat. Karena jika anda melakukannya, anda akan meninggalkan rumah saya dengan harta yang jauh lebih besar daripada harta yang anda cari saat memasuki rumah saya,” kata sang alim.

Sedari tadi, sipencuri telah merasakan sebuah kerendahan hati sang ulama. Tanpa pikir panjang, hatinya merasakan keinginan yang sangat untuk menjalankan nasihat ulama. “ya, itu adalah tawaran yang sangat baik,” kata sipencuri. Ia pun kemudian ber wudhu dan shalat dua rakaat. Setelah melakukannya, ia berkata kepada sang ulama, “ wahai alim, apakah kau keberatan jika aku tinggal sementara waktu disini? Aku ingin melakukan dua rakaat shalat lagi,” ujarnya dengan mata berkaca. Ia merasakan keajaiban dalam hatinya saat melakukan dua rakaat yang disarankan sang ulama.

Sang ulama pun menjawab, “silahkan, tetaplah disini, sebanyak apapun rakaat yang anda inginkan untuk dilakukan ujarnya.” Sipencuri senang. Bukan hanya tambahan dua rakaat ia bahkan shalat sepanjang malam di rumah sang ulama. Ia terus beribadah hingga pagi hari. Saat pagi, sipencuri pamit. Sang ulamapun berkata kepadanya, pergilah dan jadilah orang baik,” ujarnya.
Namun sipencuri berubah pikiran. Ia enggan pergi dari rumah sang ulama, ia pun berkata, apakah engkau keberatan jika aku tinggal disini denganmu hari ini karena aku ingin berpuasa hari ini, katanya meminta.  

Sang ulama pun justru senang. “ tinggalah selama yang anda inginkan,” kata si ulama sipencuri pun tinggal bersama sang ulama  selama beberapa hari. Ia selalu shalat tepat waktu dan tak pernah luput shalat malam. Ia juga sangat rajin berpuasa. Hingga kemudian, sipencuri memutuskan untuk pergi. Ia berkata kepada sang ulama, “aku telah memutuskan untuk bertobat dari dosa-dosa ku yang telah lalu,” ujarnya. Sang ulama pun bersyukur dan bahagia,”sungguh segala sesuatu ada di tangan Allah,” ujarnya. Sepulang dari rumah ulama, sipencuri membenahi hidupnya. Ia mulai menjalani hidup sebagai seorang muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Hingga suatu hari, ia bertemu dengan kawan lamanya yang berprofesi sebagai pencuri. Teman itupun bertanya, “apa kau sudah menemukan harta yang banyak?” sipencuri yang telah mendapat hidayah pun berkata, ”saudara ku, aku tak menemukan apapun, kecuali Malik bin Dinar, aku pergi untuk mencuri dirumahnya namun ialah yang justru mencuri hatiku. Aku telah bertobat kepada Allah dan akupun memohon ampunan kepada-Nya,” ujarnya.  



Saturday, 11 July 2015

Daabbatul-Ardhi



Daabbatul-Ardhi


Ilustrasi
Apakah Daabbatul-Ardh?

Daabbatul-Ardhi adalah hewan raksasa!!!

Perhatikan firman Allah dalam surat An-naml ayat 82: yang artinya:

“Apabila telah kami putuskan suatu siksaan atas mereka itu, lalu kami keluarkan Daabbatul-Ardhi, binatang merangkak dari bumi, dan berbicara, mengatakan bahwa manusia itu tidak yakin akan tanda-tanda kebesaran kami.”

Demikian Tuhan terangkan tentang Daabbatul-Ardhi. Konon kabarnya bahwa tubuh binatang itu sampai 60 hasta. Artinya tubuh binatang itu tinggi besar, siapa melihatnya pasti akan ketakutan. Makhluk ini adalah binatang ajaib diantara keajaibannya itu bahwa dapat berkata seperti manusia. Mengatakan pada saat-saat itu masih saja manusia tidak mau beriman kepada tanda-tanda kekuasaan Allah , bahwa dunia akan kiamat tegasnya keluarnya dia itu adalah sebagai tanda kiamat.

Makhluk itu adalah makhluk ajaib, mempunyai dua sayap, empat kaki, bentuk badan seperti himar, sangat besar, bentuk kepalanya seperti kepala sapi, dengan dua tanduk di kepalanya. Matanya seperti mata babi, telinganya seperti telinga onta, bulunya halus seperti bulu harimau, berbelang seperti loreng harimau. Sayapnya seperti sayap kelelawar, ekornya seperti ekor kibas. Pendeknya Daabbatul-Ardhi adalah binatanhg ajaib, yang belum pernah Tuhan jadikan pada masa dahulu, dan belum pernah dilihat manusia, binatang yang berbentuk seperti itu satu binatang raksasa ajaib. Makhluk ini luar biasa besarnya dan amat menakjubkan. Ia dapat berjalan, berdiri seperti manusia dan dapat berbicara. Ia memegang sebuah tongkat dan sebentuk cincin. Setengah ulama menerangkan, bahwa tongkat itu ialah tongkat nabi Musa, dan cincin itu adalah cincin Nabi Sulaiman a.s.

Katanya mula-mula makhluk ini nampak dimalam jum’at pada malam itu ia mulai berkeliaran. Pada mulanya orang tidak percaya, mada ada makhluk yang seperti itu. Setelah siang hari jelaslah makhluk kelihatan besar bukan alang kepalang, kira-kira 30 meter tingginya, orang bukan main dibikin terkejut melihat makhluk raksasa yang belum dikenal oleh ahli sejarah binatang zaman purba bentuk rupanya semacam itu. Melihat makhluk Daabbatul-Ardhi demikian orang-orang menjadi panik.

Bukan main besarnya dan hebatnya, ia dapat berlari, dapat terbang mengejar mangsanya. Sudah pasti penduduk menjadi ketakutan. Orang-orang tidak berani keluar rumah mereka takut dibinasakan. Setiap ia melihat manusia itu kemudian ditangkapnya dipegangnya seperti memegang boneka. Rupanya makhluk ini bukan memakan manusia malah berbicara seperti manusia: “mengapakah engkau insan tidak mau beriman dan yakin kepada Tuhan, padahal tanda-tanda kekuasaan Tuhan telah nyata dan bukti dihadapan mata mereka.
“aku datang bukan untuk memakan daging manusia, atas nama Tuhan memberikanku kekuasaan, untuk memutuskan siapa mu’min pada hari ini dan siapa kafir. Kalian tidak perlu takut padaku.”

Konon kabarnya bila orang ditangkap digosoknya mukanya dengan cincin Nabi Sulaiman, jika Ia muslim dengan kuadrat Allah lalu memancar cahaya yang bersinar-sinar dari mukanya itu. Akan tetapi apabila seorang kafir atau munafik tertangkap olehnya dilihatnya tidak ada tanda iman padanya, lalu diketoknya kepala orang itu, lacurlah dia dengan seketika wajah orang itu berubah menjadi hitam dan buruk kelihatannya.

Mungkin makhluk ajaib itu adalah seorang malaikat juga yang diperintah oleh Tuhan yang melakukan tugasnya itu. Karena para malaikat bisa berganti rupa dengan rupa apa saja yang mereka inginkan.

“sesungguhnyapara malaikat itu pandai berganti rupa, dan memotong perjalanan jauh dalam satu detik saja.”

Demikian pendapat ulama ahli tauhid tentang Malaikat. Demikian Daabbatul-Ardhi, makhlik raksasa dan ajaib mengembara dimuka bumi dalam tugasnya selama lebih kurang kira-kira sebulan sepuluh hari.

Thursday, 9 July 2015

Adam Dan Hawa Serta Iblis Keluar Dari Surga



Adam Dan Hawa Serta Iblis Keluar Dari Surga


Pada suatu masa Allah memanggil berkumpul semua malaikat untuk sujud kepada Adam yang mana sujud kepadanya bukanlah sujud menyembah Adam, tapi sujud itu adalah sujud sebagai penghormatan terhadap Adam sesuai kedudukan Adam yang akan menjadi khalifah Tuhan di dunia. Kemudian semua malaikat sujud kecuali iblis sendiri yang tidak mau sujud seperti yang Allah terangkan dalam surat Al-A’raf ayat 12-17.

Seketika Iblis tidak mau sujud lalu Tuhan menegurnya: “Apakah yang mencegah engkau bahwa engkau tidak mau sujud ketika aku perintah engkau?”

Jawab Iblis: “Saya lebih bagus dari dia. Karena tuhan jadikan saya dari api, sedang Tuhan jadikan dia dari tanah.”

Begitulah jawab Iblis dengan sombong, akan tetapi karena kesombongannya itu ia berbuat demikian.

Tuhan berfirman: “keluarlah engkau dari Syurga! Tidak pantas engkau begitu sombong di Syurga ini. Keluarlah engkau, betul-betul engkau orang yang hina.” [13]

Sebetulnya apa yang dikemukakan Cuma alasan saja. Yang sesungguhnya ia merasa mengiri, mengapa Adam makhluk yang baru itu yang akan dijadikan Khalifah. Mengapa dia yang sudah begitu lama umurnya, dan sudah lama ibadatnya, serta lebih tinggi martabatnya tidak dijadikan khalifah? Nah inilah persoalannya. Pertama, karena iri hati, kedua, jadi takabur dan membantah perintah Tuhan.

Tersebut didalam Al-qur’an setelah menjadi suami istri keduanya dipersilahkan  bertempat didalam Syurga. Meskipun keduanya boleh tinggal dan makan minum dengan sesuka hati, tetapi ada satu hal yang dilarang bagi keduanya yaitu memakan buah khuldi.

Sebetulnya buah khuldi itu adalah Cuma kata-kata kiasan saja. Sesungguhnya semua buah tidak ada yang tinggal tetap kekal pada tangkainya. Pada suatu saat ia musti lepas atau rontok dari tangkainya. Kecuali buah yang ada pada badan manusia. Itulah kata buah khuldi. Begitu pendapat ulama didalam tafsir Al-Fairuz Zabadi. Jadi yang dilarang oleh Allah didalam Syurga bukanlah memakan buah pohon biasa, tetapi dilarang memakan buah yang kekal.

Cobalah perhatikan  firman Allah didalam surat Al-A’raf ayat 22 : “Maka ketika keduanya merasakan pohon itu, terbukalah aurat (kemaluan) mereka.”
Dalam pengertian bukan buah itu dimakan, Cuma dirasakan oleh tubuh. Adam dilarang bersetubuh dengan Hawa, karena disyurga itu  bukan tempat untuk melahirkan anak. Tempat melahirkan adalah didunia.

Sudah jelas Tuhan jadikan manusia lelaki dan perempuan untuk melahirkan keturunan. Yang 
menjadi persoalan bagi Adam, adalah bukan persetubuhannya, akan tetapi mengapa bujukan Syetan itu yang diturutnya, padahal sebelumnya Tuhan telah berpesan “walaa taqrobaa hadzihisy-syaijaroh.” Artinya : jangan kamu berdua coba mendekati pohon ini.” Tetapi bujukan atau ajakan syetan yang diturutinya, bukan larangan Allah yang diperhatikan. Hanya disini letak kesalahan.

Dengan mengucur air mata Adam dan istrinya mau tidak mau harus menerima nasibnya. “tangan mengencang bahu memikul.” Pada malam itulah Jibril membawa Adam dan Hawa turun ke bumi. Adam diturunkan di bukit Ruhun di Surandib di bukit atau pulau Sailan, sedangkan Siti Hawa di Jiddah.